GREEN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PRACTICES: IMPACT ON PERFORMANCE

Apa itu Green Supply Chain Management (GSCM)?
SCM yang ditambah dengan efek lingkungan, tapi tidak meninggalkan efek ekonomi. Akan tetapi, pada GSCM tidak diperhatikan aspek sosial-nya. GSCM sendiri  penerapannya masih rendah dikarenakan masih banyak perusahaan yang meragukan penerapan GSCM ini apakah dapat memberikan dampak positif atau effort yang diberikan ternyata tidak sebanding dengan yang diperoleh. Selain itu, SCM yang biasa dilakukan juga sudah memberikan keuntungan sehingga membuat perusahaan semakin reluctant dalam menerapkan GSCM.


Hasil penelitian terhadap GSCM menunjukkan bahwa:
1. Penerapan GSCM membuat perusahaan memperoleh benefit
Benefit adalah keuntungan non materi seperti meningkatkan reputasi perusahaan, minat konsumen membeli produk lebih tinggi.
2. Penerapan GSCM memang cenderung memberikan cost yang lebih banyak.
Namun penjualan produk dapat dilakukan dengan lebih mahal dan tetap ada yang ingin membeli karena adanya reputasi tadi. Jadi, penerapan GSCM bukan meningkatkan profit (keuntungan materi) secara langsung. Tapi melalui peningkatan benefit berupa reputasi tersebut. Ada kemungkinan berdampak ke peningkatan profit.

Pendorong utama pelaksanaan GSCM:
1. Pengurangan biaya, yaitu melalui pengurangan limbah yang harus dikelola.
2. Manajemen risiko, yakni membuat perusahaan tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain yang telah menerapkan GSCM
3. Citra produk atau merek perusahaan

GSCM Practices
Terdiri dari dua, yaitu:
1. Pro active
- Green purchasing: Praktik pemilihan dan pembelian bahan baku dari pemasok (supllier) yang telah memiliki kompetensi dalam persyaratan lingkungan, contohnya telah mendapatkan sertifikasi ISO 14001.
- Eco design purchasing (Efisiensi Energi, Pengurangan bahan kimia berbahaya, Penggunaan bahan yang efisien)
- Green distribution: praktik pendistribusian barang yang memberikan dampak seminimal mungkin pada lingkungan. Praktik ini erat kaitannya dengan penggunaan kemasan yang efisien dan efektif karena dapat mempengaruhi efisiensi distribusi.
- Reverse logistics
Pengolahan bahan yang berasal dari konsumen dan dikirimkan ke produsen untuk diolah kembali, sehingga menghemat biaya dengan tidak menggunakan bahan baku dari awal serta menurunkan biaya waste
2. Reactive
Yaitu melalui legalisasi dan regulasi.
Peran pemerintah:
- koertif: menerapkan pajak tinggi bagi pelaku non-GSCM
- suportif: membantu promosi, memberikan subsidi, memberikan insentif

Praktik ini dapat memberikan pengaruh pada kinerja dari perusahaan. Tiga kinerja perusahaan yang dapat dilihat antara lain:
  1. Environmental performance
    • Kinerja yang indikator (penggunaan energi, penggunaan air, polusi / emisi udara pada rantai pasok, dan sebagainya) evaluasi dan evaluasinya dapat mengacu pada ISO 14031.
  2. Economy performance
    • Kinerja yang berkaitan dengan biaya produksi dan keuntungan (profit) pada perusahaan.
  3. Intangible performance
    • Kinerja yang berhubungan dengan citra perusahan, citra produk, dan loyalitas konsumen

Komentar

Postingan Populer