Pepes Patin dalam Bambu
Pepes patin dalam bambu merupakan makanan khas dari Balikpapan, Kalimantan Timur. Patin bakar dalam bambu merupakan ikan patin yang dibumbui dan dimasukkan ke dalam sebilah bambu, lalu dibakar di dekat api. Pembakarannya dengan cara diletakkan berjajar jauh dari sumber api. Cara pembakaran ini menguntungkan karena bambu tidak mudah terbakar dan bisa dilakukan bersamaan dengan memasak nasi atau masakan lainnya agar seluruh masakan matang secara bersamaan. Pemasakan membutuhkan waktu satu sampai dengan dua jam, bila lebih dari waktu tersebut maka ikan akan hancur.
Terdapat dua jenis resep antara lain putih dan kuning, perbedaannya pada penggunaan kunyit. Bahan-bahan yang digunakan antara lain ikan patin, bawang merah, bawang putih, garam, dan cabai. Selain itu dapat ditambahkan daun-daunan seperti daun pakis, daun singkong, daun gedi, dan daun kemangi. Dapat juga ditambahkan jahe merah, buah belimbing, atau kunyit. Bahan-bahan yang digunakan sangat bergantung pada selera, suku, dan bahan yang tersedia.
Bahan secara umur yang digunakan antara lain ikan patin, bawang putih, bawang merah, kunyit, cabai merah, cabai rawit, serai, daun salam, kemiri, garam, penyedap rasa, gula pasir, santan, dan minyak sayur. Sedangkan alat yang dibutuhkan adalah wajan, sodet, bambu, dan daun pisang.
Cara memasak:
- Bumbu dihaluskan dan dilumatkan pada ikan.
- Ditumus hingga harum dan tambahkan garam, penyedap rasa, gula, daun salam, lengkuas.
- Ikan dimasukkan dan dibakar dalam bambu yang disumbat.
- Bila pada bambu mengeluarkan air, sumbat dibuka agar air mereda lalu ditutup kembali.
- Tunggu hingga 1-2 jam.
- Siap disajikan dengan cara dituangkan pada piring atau dengan membelah bambu.
Gambar 1. Ikan Patin dalam Bambu |
Sejarah
Masyarakat yang tinggal di wilayah pedalaman terutama di Kalimantan Timur, tinggal dan hidup bergantung pada sumber yang ada disekitarnya. Sumber daya alam yang ada dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dari makanan, bahan bangunan, obat, dan air. Beberapa hasil buumi yang dimanfaatkan oleh penduduk adalah bambu, rotan, ulet samban, patin, lele, sagu, tanaman paku, mangga, dan lain sebagainya. Kabupaten Malinau memiliki hutan yang luas (90% dari luas wilayah) yang disebut jantung Kalimantan. Hasil perikanan dari laut maupun air tawar (terutama ikan patin) di Kalimantan Timur (Kabupaten Kutai Barat dan Malinau) mencapai 140 ribu ton. Hal ini terjadi karena kondisi perairan didominasi oleh sungai, danau, dan rawa. Produksi ikan patin dianggap sangat menguntung sehingga dilakukanlah budidaya.
Komentar
Posting Komentar