Sejarah dan Budaya KueCang serta Cara membuatnya

Terdapat makanan Tionghoa, yaitu kuecang. Makanan ini juga menceritakan latar belakang sejarah dan budaya yang menarik. Mari kita telusuri bersama.

Pada awalnya Dinasti Chu pada zaman Sam Kok atau zaman Peperangan (425 SM – 221 SM) sudah tidak lagi menjadi negara pusat. Pada jaman itu ada tujuh negara besar, ketujuh negeri itu ialah Negara Qi, Chu, Yan, Han, Zhao, Wei dan Qin. Negara Qin adalah negera yang paling kuat dan agresif, maka enam negara yang lain itu sering bersekutu untuk bersama-sama menghadapi negara Qin. Qu Yuan merupakan seorang menteri yang berbakat dan setia dari negara Chu, dia adalah seorang tokoh yang paling gigih menyatukan keenam negeri itu untuk menghadapi negara Qin. Karena itu orang-orang negara Qin terus-menerus berusaha menjatuhkan nama baik Qu Yuan. Ia banyak memberikan ide untuk memajukan negara Chu.

Di negara Chu ternyata banyak pula menteri-menteri yang tidak setia. Dengan bantuan orang-orang itu, Tio Gi, seorang menteri negara Qin yang cerdik dan licik berhasil meretakkan hubungan Qu Yuan dengan raja negara Chu, yang bernama Cho Hwai Ong. Akhirnya Qu Yuan dipecat dan hancurlah persatuan ke enam negara itu. Cho Hwai Ong juga terbujuk oleh janji-janji yang menyenangkan, sehingga mau datang ke negara Qin. Di sana ia malah ditawan dan akhirnya menyesali perbuatannya sampai mangkatnya.

Raja negeri Chu yang baru, bernama Cho Cing Siang Ong, kembali memberikan kepercayaan kepada Qu Yuan. Keenam negara dapat dipersatukan kembali, namun tidak sekokoh dahulu. Pada tahun 293 SM negara Han dan Wei yang diserang negara Qin dihancurkan dan raja-rajanya dibinasakan. Dalam peristiwa ini Qu Yuan kembali difitnah dan dikatakan akan membawa negara Chu mengalami nasib yang sama seperti negara Han dan negara Wei. Raja Cho Cing Siang Ong ternyata lebih buruk kebijaksanaannya daripada raja sebelumnya. Ia tidak saja memecat Qu Yuan, bahkan menjatuhi hukuman agar Qu Yuan dibuang ke daerah danau Tong Ting, dekat sungai Mi Luo.

Qu Yuan sedih karena kecemasannya akan masa depan negara Chu. Qu Yuan hampir tidak tahan di danau Tong Ting. Hanya berkat kebijaksanaan kakak perempuannya, Qu Yuan dapat ditenangkan agar rela menerima keadaannya itu. Meski demikian beliau kadang kala tidak selalu dapat menerimanya. Qu Yuan mendapatkan berita bahwa negara Chu hancur diserbu orang negara Qin. Hal ini menjadikan Qu Yuan yang telah lanjut usia itu merasa tidak berarti bagi hidup pribadinya. Setelah dirundung kebimbangan dan kesedihan, ia bunuh diri dengan melompat ke Sungai Mi Luo. Ia melompat ke sungai pada tanggal 5 bulan 5 tahun 229 SM.

Akhirnya rakyat merasa sedih kemudian mencari jenazah sang menteri di sungai tersebut. Untuk menghormati Qu Yuan, masyarakat berusaha memberi makanan dengan melemparkan makanan ke sungai, namun makanan tersebut tidak sampai ke Qu Yuan karena habis dimakan ikan-ikan yang ada
di sungai. Suatu hari, seorang nelayan bernama An Hui didatangi dalam mimpi oleh Qu Yuan yang mengatakan bahwa makanan yang dilempar rakyat ke sungai dimakan ikan dan naga air. Qu Yuan meminta agar nasi tersebut dibungkus dengan daun yang kasap dan berbentuk runcing. Oleh karena itu, kuecang dan bacang dibentuk menyerupai limas segitiga yang memiliki sisi yang tajam untuk mencegah ikan-ikan dalam sungai memakannya sehingga makanan tersebut bisa sampai pada Qu Yuan. Kuecang dilemparkan ke empat penjuru sungai yaitu utara, selatan, timur, dan barat untuk memberi makan Qu Yuan.

Tradisi Kuecang
Festival Peh Cun identik dengan lomba dayung perahu naga. Perahu naga didayung secara berkelompok dan diikuti oleh sejumlah pria dewasa. Pada umumnya jumlah orang dalam tiap kelompok terdiri atas 15-30 orang, dimana akan terdapat pemimpin yang berpakaian putih dengan bendera putih dibagian di tangan kanannya. Selain itu ada dua orang yang bertugas sebagai pemukul gong dan pemukul canang yang bertugas untuk memberi semangat kepada peserta lomba. Mereka akan mendayung perahu kian kemari di tengah keramaian sambil melemparkan kuecang. Festival Peh Cun pernah dilarang pada tahun 1964. Bahkan di era Orde Baru, seluruh aktivitas budaya Tionghoa tidak boleh dilangsungkan. Perayaan festival ini baru berjalan kembali pada tahun 2000 hingga sekarang.

CARA MEMBUAT KUECANG
Pembuatan kuecang terdiri dari beberapa proses yaitu pencucian, perendaman, pembungkusan, dan perebusan.

Bahan:

  1. Ketan
  2. Air
  3. Air abu
  4. Daun bambu
Cara:
1. pencucian

beras ketan dari kotoran yang masih menempel. Beras ketan yang telah bersih kemudian direndam dengan menggunakan air dan air abu selama 6 jam.
2. Beras ketan yang telah bersih
kemudian direndam dengan menggunakan air dan air abu selama 6 jam. Pada saat perendaman, beras ketan akan memiliki warna kekuningan dikarenakan adanya penambahan air abu. Proses perendaman bertujuan untuk membuat tekstur dari beras ketan menjadi lunak/kenyal akibat penambahan air abu.
3. daun bambu perlu direbus untuk melunakkannya.beras ketan kemudian dibungkus dengan menggunakan daun bambu.

Proses melipat dilakukan dengan menggunakan 2 lembar daun bambu untuk satu buah kuecang yang kemudian disilangkan dan dibentuk menyerupai kerucut dengan sisi yang tajam dan kemudian diikat agar tetap kokoh dan beras ketan tidak keluar pada saat proses perebusan berlangsung. Kuecang kemudian direbus dengan menggunakan air selama 4 jam hingga matang. Kuecang yang telah matang
akan berwarna kuning mengkilap dan memiliki tekstur kenyal ketika disantap, sedangkan kuecang yang belum matang akan masih memiliki bulir pada permukaannya. Kuecang biasa dihidangkan diatas piring dan didampingi sirup gula sebagai pelengkap. Kuecang dihidangkan dengan sirup gula merah, air dan daun pandan yang dimasak sehingga sirup gula merah mengental.

Komentar

Postingan Populer