Potential Solutions to Global Food Crisis
Krisis
pangan merupakan ketidakmampuan dalam mengakses, memperoleh,
atau membeli makanan. Banyak hal yang memicu masalah-masalah krisis pangan
global antara lain ketidakseimbangan antara peningkatan jumlah penduduk dengan
menjaga ketersediaan pangan dan
kelestarian lingkungan secara berkelanjutan, kelangkaan air bersih, perubahan
iklim, kerusakan tanah.
Menurut Fraser, dkk., dalam
artikel jurnal yang berjudul "Biotechnology or Organic? Extensive or
Intensive? Global or Local? A Critical Review of Potential Pathways to Resolve
the Global Food Crisis" krisis pangan dapat disebabkan oleh dua
hal antara lain produksi pangan yang rendah dan lemahnya kekuatan politis.
Akibat adanya ketidakseimbangan dalam kekuatan sekelompok orang dalam
memperoleh akses terhadap pangan sehingga menyebabkan ada sekelompok orang yang
sangat mudah mendapatkan kebutuhan pangannya dan ada kelompok yang sangat
kesulitan mendapatkan akses pangan. Hal inilah yang membuat kasus kelaparan, kasus
kelebihan asupan pangan (obesitas) dan banyaknya pangan yang terbuang.
Terdapat 4 perspektif masalah dan solusinya!
Pertama: Teknologi
untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Pangan perlu tersedia
dengan baik dan mencukupi kebutuhan dalam suatu wilayah ataupun negara. Tanaman
transgenic menjadi solusi untuk mencukupi kebutuhan pangan. Negara India menciptakan
bibit transgenik yang dapat beradaptasi dengan kondisi tanah yang rendah
fosfor. Namun, terjadi penolakan aplikasi dari bibit transgenik ini karena
transgenetik yang dapat menyebabkan penyakit. Selain itu, mereka membantah
permasalahan akan ketidaktersediaan pangan dengan menyatakan bahwa produksi
pangan sudah mencukupi kebutuhan kalori rerata setiap manusia. Permasalahan
pada food waste atau makanan yang
terbuang baik yang sudah terolah maupun belum.
Kedua: Disitribusi
pangan merata
Faktanya di dunia
sebanyak 800 juta orang mengalami obesitas. Akan tetapi, masalah gizi buruk
ternyata juga masih ada. Adanya solusi dari penyebabnya lemahnya kekuatan
politis dan tren penggunaan bahan pangan dan/atau lahan tanam untuk produksi bioenergy
antara lain:
1. Mengurangi bioenergi
Namun, kelemahan dari
solusi ini adalah kemungkinan harga bahan bakar yang otomatis berpengaruh ke
harga pangan
2. Memberikan bantuan
makanan
Tapi solusi ini
berpotensi dapat merugikan petani lokal.
3. Mengurangi konsumsi
daging
Banyak sekali lahan yang
sebenarnya dapat digunakan untuk menanam bahan pangan manusia namun menjadi
beralih fungsi sebagai tempat hewan ternak maupun lahan tumbuhan untuk pakan
ternak.
Ketiga: Kedaulatan
pangan lokal
Terdapat perbedaan
argument dalam memasok bahan utama antara industry besar dan pangan lokal yang
menggunakan cara konvensional (biological
diverse farm)
Pangan lokal:
+ Lingkungan aman
+ Penghubung ikatan
sosial
+ Kedaulatan pangan terjamin
Industri besar:
- Tidak konvensional
- Lingkungan rusak
- Penggunaan energi tinggi
+ Hasil panen banyak
+ Pendistribusian luas
Industri besar:
- Tidak konvensional
- Lingkungan rusak
- Penggunaan energi tinggi
+ Hasil panen banyak
+ Pendistribusian luas
Adanya kedua aspek postif
dari industri besar tersebut tidak dapat diberikan oleh sumber pangan lokal, dikarenakan
produksi yang berskala kecil dan low processed sehingga tidak bisa
didistribusikan secara luas.
Keempat: Kegagalan Pasar, Kebijakan, dan Peraturan
Arah kebijakan dan
peraturan yang harus diterapkan oleh pemerintah dalam upaya mengatasi
permasalahan krisis pangan dipengaruhi dari adanya perbedaan kepentingan yang
saling bertolak belakang dan dapat memberikan dampak merugikan pihak lain.
Komentar
Posting Komentar